Banyak
yang bertanya pada saya, “bagaimana caranya agar bisa menyisakan uang? soalnya
banyak sekali kebutuhan ini dan itu, jadinya susah sekali untuk bisa menabung”.
Ada
lagi yang mengeluh “Udah kita hitung di atas kertas, akhir bulan bisa ada sisa
sekian ratus ribu buat ditabung. Eh pas akhir bulan, gak ada sisanya tuh. Malah
kadang kurang”
“Uangnya
udah dibagi-bagi per amplop, termasuk untuk tabungan. Tapi kok ya adaaaa aja
kebutuhan ini dan itu. Jadinya gak nabung lagi deh” Begitu pengakuan sebagian
orang lain yang bertanya-tanya bagaimana cara yang efektif agar bisa menyisakan
uang untuk ditabung.
Kalau
menurut saya sih, tidak usah mencari cara untuk menyisakan uang, karena uang
memang sulit untuk bersisa. Uang itu seperti air, mudah menguap, mudah
mengalir.
Uang
memang diciptakan untuk dipakai, untuk dihabiskan, bukan untuk disisakan.
Itulah sebabnya uang sulit sekali untuk bersisa.
Maka
sebagai perencana keuangan, saya TIDAK menyarankan untuk menyisakan uang untuk
kebutuhan masa depan. Sekali lagi, JANGAN sisakan uang.
Saya
ulang lagi ya… JANGAN sisakan uang untuk kebutuhan masa depan. Setiap Anda gajian,
langsung HABISKAN saja.
Jangan
cari cara untuk menyisakan uang, karena uang diciptakan memang untuk
dihabiskan, bukan untuk disisakan. Yang seharusnya kita lakukan adalah, mencari
cara untuk MENGHABISKAN uang kita dengan benar. Bukan menyisakannya.
Bgaimana
cara menghabiskan uang dengan benar? Setiap gajian, langsung bayar zakat, bayar
hutang & saving. Sisanya, habiskan sesuka hati Anda.
Lho, kenapa dihabiskan? Tidak
disisakan?
Karena
menurut saya, yang paling menyakitkan yang berhubungan dengan uang adalah
ketika kita punya uang, tapi tidak boleh dipakai. Sakiiiiiiitttt rasanya…..
Lebih
menyakitkan dari kondisi bokek, lebih menyakitkan dari gaji yang cuma numpang
lewat karena langsung bayar hutang kesana kemari. Karena kalau memang tidak ada
uang di tangan, mau apa lagi… selesai masalah pada saat itu. Tapi kalau ada
uangnya di dalam dompet atau dalam rekening kita, tapi tidak boleh dipakai
karena masih harus membayar tagihan ini dan itu, akan lebih sakit rasanya. Liat
barang oke, diskon pula, duit ada di dompet atau rekening. Tapi gak bisa dipake
karen jatah arisan, atau duit sekolah anak, atau buat bayar listrik, dll.
Bayangkan
kalau Anda sekarang sedang belanja. Jatah shopping sudah dihabiskan, tapi duit
buat saving masih ada di dompet. Terus liat barang bagus… beli apa nggak?
Beli
ato nggak, pasti nyesel deh. Kalo gak beli, nyesel kapan lagi bisa mendapatkan
diskon gede-gedean. Tapi kalau beli nyesel juga, duit tabungan malah kepake.
Atau setidaknya terjadi “perang batin” ketika sedang mempertimbangkan untuk
beli atau tidak.
Makanya
saya punya rumus: Pay your God first, bayar hutang, saving, nah sisanya
puas-puasin deh buat shopping. Percayalah, shopping-nya jadi lebih puas karena
gak harus pusing-pusing untuk menyisakan uang. Iya kan?
Ketika
konsep ini saya bawakan di twitter, masih juga ada yang bertanya: “bukankah
sebaiknya kita menyiapkan untuk pensiun? Lalu bagaimana dengan dana cadangan?
jadi gak usah nabung ya?” Dan berbagai pertanyaan sejenisnya.
Biar
gak salah kaprah, yuk kita lihat kembali pernyataan mengenai cara menghabiskan
uang.
Prioritas
pertama adalah “Pay your God first” tentu artinya bukan membayar pada Allah,
karena tidak Allah memerlukan apapun dari makhluknya. Yang saya maksud adalah
membayar kewajiban yang diminta Allah SWT. Baik itu berupa zakat, maupun infaq
dan sedekah yang bersifat sukarela.
Prioritas
pengeluaran kedua adalah, bayar hutang. Kenapa harus bayar hutang duluan
sebelum yang lain? Karena risikonya besar kalau tertunda. Kena denda, kena
bunga tambahan, dan lain-lain. Semakin ditunda, akan semakin besar lagi
konsekuensinya.
Prioritas
pengeluaran yang ketiga adalah untuk saving. Dari namanya saja sudah jelas,
saving di sini maksudnya adalah menabung. Baik itu menabung untuk dana
cadangan, ataupun investasi untuk masa depan seperti dana pensiun dan
sebagainya. Asuransi pun saya masukkan di sini. Karena pos ini saya anggap sebagai
keperluan di masa depan.
Dan
prioritas terakhir yaitu pengeluaran untuk shopping alias konsumsi. Mulai dari
makanan, transport, dan sebagainya yang kita nikmati saat ini juga. Pengeluaran
yang ini saya sarankan ambil dari sisanya saja setelah membayar zakat, setelah
dipotong zakat, dan setelah menabung. Karena pengeluaran ini cenderung tidak
ada batas maksimalnya. Kalau ada uang 1 juta, bisa habis untuk konsumsi saja.
Kalau ada uangnya 10 juta bisa habis hanya untuk konsumsi.
Mungkin
ada juga nyeletuk “Lho, kalo gitu sama aja dong… selama ini juga habis-habis
aja kok, malah kadang kurang… Ya, paling urutannya aja yang beda. Biasanya
belanja dulu, kalo ada sisa baru deh ditabung, kalo ditagih baru deh bayar
hutang. Sedekah? Kalo inget….”
Beda dong kalo gitu…!
Kenapa
selama ini gagal menabung dengan rutin? Karena menunggu SISA. Dan seperti yang
sudah saya katakan di atas, uang sulit sekali untuk bersisa.
Pengeluarannya
mungkin sama saja, jumlahnya juga sama saja. Tapi mindset kita adalah
MENGHABISKAN, bukan MENYISAKAN. Sehingga lebih mudah dan menyenangkan untuk
dijalankan.
Jadi
kesimpulannya adalah, mari kita HABISKAN uang kita di jalan yang benar dan
menyenangkan. Bukan MENYISAKANNYA dgn sakit hati dan terpaksa. Ahmad Gozali