Bismilah

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

.....

" MADING GEMA NURANI " __ Jl.Raya Kaliabang Tengah No.75 B Bekasi 17125 Phone 021 88871329 __ ** Ikhlas Melayani Mendidik Sepenuh Hati **

AL QURAN

Cari .....

Kamis, 25 Agustus 2016

Panduan BLOGGING

Panduan Blogging Untuk Pemula


Scroll down to see posting next on box below
Gulir ke bawah untuk melihat postingan berikutnya pada kotak di bawah ini (DD)

Rabu, 24 Agustus 2016

LOWONGAN KERJA PITH GEMA NURANI

CALL US : 021 88871329

LOWONGAN KERJA PITH GEMA NURANI
1. Islamic Studies Teacher (for international class primary secondary)
2. Guru Olah Raga SMPIT dan SMAIT
3. Office Boy

Terlampir kualifikasi dalam gambar yang kami bagikan. Silakan share sebanyak-banyaknya untuk  rekan, kerabat yang membutuhkan informasi ini.
Selengkapnya bisa dilihat di tautan ini  https://www.facebook.com/272602302778049/photos/pb.272602302778049.-2207520000.1472106802./1141476009224003/?type=3&theater

Sekolah Islam Gema Nurani - Ikhlas Melayani Mendidik Sepenuh Hati
http://berita.gemanurani-bks.sch.id

DUO INSPIRATIF ALUMNI GEMA NURANI

GNIIS-BIC

Bekasi, Sekolah Islam Gema Nurani. Sharing inspiratif bersama kakak beradik Zaki Arbi dan Muhammad Hasbi Farouqi (alumni SDIT dan SMPIT Gema Nurani) pada hari Rabu, 24 Agustus 2016 di GNIIS-BIC (international class primary secondary).
Kak Zaki saat ini berprofesi sebagai dokter di RS Ananda Bekasi, beliau juga merupakan alumnni Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, Padang. Menjadi dokter merupakan cita-citanya dan alhamdulillah sudah tercapai. Kak Zaki sampai saat ini juga terus mempertahankan hafalan Al Qur'an-nya.

Sementara Kak Hasbi saat ini tengah menempuh pendidikan S2 Arsitektur di BTU Cottbus-Senftenberg, Jerman. Beliau sangat senang dengan Eyang BJ. Habibie, saat ini hafalan Al Qur'an Kak Hasbi kurang lebih sudah mencapai 6 Juz.

Siapa yang ingin mengikuti jejak kakak beradik ini? Ayo rajin beribadah, berbakti pada kedua orang tua dan belajar tentunya. Karena kita sendirilah yang akan menentukan masa depan kita.

Semoga kedatangan Kak Zaki dan Kak Hasbi dapat menginspirasi adik-adik di Gema Nurani, ya! 

Berikut foto Kak Zaki dan Kak Hasbi bersama para guru dan siswa kelas internasional Gema Nurani seusai acara sharing pengalaman untuk mempersiapkan diri bagi yang berminat kuliah di luar negeri (Jerman khususnya).

Dou Inspiratif
Foto bersama siswa intersional Gema Nurani dengan kak Hasbi Faruqi (kuliah programS1 dan S2 di Jerman dan kak Dr. Zaki (alumni Fak. Kedokteran Unand Padang (keduanya kakak beradik alumni SDIT dan SMPIT GEMA NURANI. Setelah acara sharing informasi/temu muka guna berbagi pengalaman untuk bahan masukan guna mempersiapkan diri bagi yg berminat kuliah di luar negeri (Jerman khususnya)

Sekolah Islam Gema Nurani - Ikhlas Melayani Mendidik Sepenuh Hati

Senin, 01 Agustus 2016

Mendidik Tugas Utama Seorang Guru

MENDIDIK DENGAN HATI

Fungsi dan tugas utama seorang guru sesungguhnya tidak sekedar mengajar anak didiknya. Tetapi lebih kepada mendidik, membina dan mengarahkan peserta didik guna terjadinya perubahan perilaku kearah yang lebih baik. Mengajar bisa dikonotasikan dengan transfer ilmu dari guru kepada murid. Persoalan apakah murid mengerti atau tidak itu bukan urusan guru. Lebih daripada itu mendidik, membina dan mengarahkan peserta didik adalah makna dari mengajar yang sebenarnya terkandung dalam tugas seorang guru.


Dalam konteks sekolah dasar maka penanaman nilai-nilai kharakter, akhlaq, perilaku dalam diri seorang anak jauh lebih penting daripada pengetahuan-pengetahuan yang harus dimasukkan kedalam memori peserta didik. Sekolah dasar sebagaimana fungsinya adalah peletakan pondasi dan konsep pendidikan yang sesungguhnya, yaitu penanaman nilai dan perubahan perilaku.

Oleh sebab itu karena begitu pentingnya penanaman nilai,pembentukan kharakter peserta didik di sekolah dasar, maka tugas dan fungsi guru di sekolah dasar juga tentu agak sedikit lebih berat dari sekolah diatasnya seperti sekolah menengah pertama. Mengapa demikian? Karena tugas dan fungsi guru seperti dijelaskan diatas lebih kepada bagaimana menanamkan nilai-nilai kharakter, pembentukan pondasi akhlaq dan perilaku sebagai bagian penting bagi peserta didik nantinya untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

Makanya, dalam hal ini, guru tidak saja cukup hanya dengan transfer ilmu. Namun jauh dari itu bagaimana menjadi teladan bagi peserta didiknya. Melakukan pengajaran dengan hati, bukan hanya dengan logika dan pikiran. Mengajar dengan hati lebih kepada bagaimana guru betul menghayati dan menjiwai nilai-nilai pendidikan itu sendiri dalam dirinya dan kemudian itu menjadi contoh nyata bagi peserta didik dalam kehidupannya. Keikhlasan seorang guru dalam mengajar juga menjadi hal yang sangat penting dalam proses pendidikan sekolah dasar.

Tentu saja ini tugas berat dan tantang bagi guru sekolah dasar, bahwa keteladanan, contoh nyata dalam diri seorang guru itu sendiri jauh lebih penting dan efektif dalam pengajaran dibandingkan seorang guru yang hanya berkoar-koar dalam menjelaskan nilai dan perilaku kepada anak. Apa yang disampaikan dari hati tentu saja akan diterima juga oleh hati, sebaliknya apa yang hanya sekedar diucapkan lisan hanya cukup untuk konsumsi telinga dan kemudian dilupakan.

Mengajar dengan hati sesungguhnya merupakan wujud dari keikhlasan dan keyakinan dalam diri sang guru bahwa apa yang mereka inginkan ada pada diri anak didiknya, terlebih dahulu sudah mereka lakukan dalam diri sang guru tersebut. Inilah yang disebut dengan integritas. Ucapan dan tindakannya sama. Apa yang disampaikan itulah yang dilakukan dan apa yang dilakukan itu juga yang disampaikan.

Dalam hal ini, pembinaan kharakter dan akhlaq serta kepribadian guru sesungguhnya jauh lebih utama senantiasa harus ditingkatkan. Tidak cukup berbekal ilmu yang sudah didapatkan dibangku kuliah, tetapi harus terus menerus belajar dan mempelajari serta berusaha menjadi yang terbaik. Melaksanakan terlebih dahulu sesuatu yang akan disampaikan kepada anak akan jauh lebih efektif. Pesan agama juga mengajarkan bahwa Allah swt sangat benci dengan orang yang mengatakan sesuatu yang tidak dia kerjakan.

Bagaimana menciptakan guru yang mampu mengajar dengan hati? Jawaban pertanyaan ini tentu tidak gampang. Pertama faktor keikhlasan. Ikhlas dalam konteks ini berarti bahwa tugas dan tanggung jawab yang diembannya sebagai seorang guru dianggap sebagai ibadah kepada Allah dan benar-benar murni dari dorongan hati nurani untuk sebuah pengabdian mewujudkan generasi bangsa yang lebih baik. Guru benar-benar meresapi dan menghayati profesinya sebagai seorang pendidik dengan sepenuh hati dan jiwanya. Hal ini akan memaksimalkan potensi yang dimiliki untuk bersungguh-sungguh berupaya memberikan yang terbaik bagi anak didiknya. Pekerjaan ini tidak dilaksanakan asal melepas tanggung jawab saja, tetapi sudah menjadi bagian dari hidup dan kehidupannya.

Kedua, melaksanakan profesinya secara professional. Ini berarti bahwa guru harus melaksanakan tugas dan kewajibannya secara baik dan benar. Pekerjaan dilaksanakan secara totalitas, terencana, terukur dan terevaluasi. Tidak setengah-setengah. Pekerjaan yang dilakukan dengan totalitas hasilnya tentu saja juga akan maksimal. Perencanaan meliputi persiapan mengajar seperti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, mengenal peserta didik dengan baik, persiapan mental guru dalam menghadapi anak dan mempelajari ilmu-ilmu yang menunjang terlaksananya tugas-tugas sebagai seorang guru. Pengenalan guru terhadap anak akan berimplikasi kepada kedekatan hubungan seorang guru dengan peserta didiknya. Jika kedekatan hubungan emosional sudah terbangun, maka proses transformasi nilai-nilai tentu akan lebih mudah. Tentu saja kedekatan hubungan emosional ini harus terukur dan sewajarnya sebatas hubungan guru dan murid sebagaimana kedekatan emosional orang tua dan anaknya.

Terakhir, Integritas seorang guru. Integrity is doing the right thing, even when no one is watching. Integritas lahir dari komitmen yang tinggi, kejujuran dan disiplin. Guru yang berintegritas memiliki pribadi yang jujur dan memiliki kharakter kuat, tidak mudah goyah dan terombang-ambing. Guru yang berintegritas tentu saja guru yang melakukan tugas dan tanggung jawabnya secara professional sesuai dengan aturan yang berlaku. Teguh memegang prinsip yang dimilikinya.

Mudah-mudahan kita bisa menjadi guru yang mampu memberikan pengajaran dari hati kepada anak-anak didik kita. Aamiin. *) Ditulis dan dikirim ke SekolahDasar.Net oleh : Iqbal Anas, S.Pd. Kepala Sekolah SD Islam Terpadu Ma’arif Padang Panjang


Sumber: http://www.sekolahdasar.net/2016/08/mengajar-dengan-hati.html#ixzz4G8u1KaHb

Memang Ayah Tak Menyusuimu Tapi Setiap Tetesan Keringat Ayah Menjadi Air Susu Yang Membesarkanmu

mading-lp2mp.blogspot.co.id  Pembaca yang budiman, terkadang kita menyangka ayah kita adalah sosok tegar dan tak pernah menangis. Sosok yang tidak pernah bersedih bahkan tak mungkin bersedih. Tapi apakah memang benar seperti itu?. Pembaca sholihah yang budiman, mari simak sebuah tulisan renungan yang akan membuat kita segera ingin memeluk ayah kita. Redaksi sholihah kutip dari Sholihah.web.id


Terlihat Jelas Kerut Kening AYAH

Mungkin ibu lebih kerap menelpon untuk menanyakan keadaanku setiap hari, tapi apakah aku tahu, bahwa sebenarnya ayahlah yang mengingatkan ibu untuk meneleponku.

Semasa kecil, ibukulah yang lebih sering menggendongku. Tapi apakah aku tau bahwa ketika ayah pulang bekerja dengan wajah yang letih ayahlah yang selalu menanyakan apa yang aku lakukan seharian, walau beliau tak bertanya langsung kepadaku karena saking letihnya mencari nafkah dan melihatku terlelap dalam tidur nyenyakku.

Saat aku sakit demam, ayah membentakku “Sudah diberitahu, Jangan minum es!” Lantas aku merengut menjauhi ayahku dan menangis didepan ibu.

Tapi apakah aku tahu bahwa ayahlah yang risau dengan keadaanku, sampai beliau hanya bisa menggigit bibir menahan kesakitanku.

Ketika aku remaja, aku meminta izin untuk keluar malam. Ayah dengan tegas berkata “Tidak boleh! ”Sadarkah aku, bahwa ayahku hanya ingin menjaga aku, beliau lebih tahu dunia luar, dibandingkan aku bahkan ibuku.

Karena bagi ayah, aku adalah sesuatu yang sangat berharga. Saat aku sudah dipercayai olehnya, ayah pun melonggarkan peraturannya.
Maka kadang aku melanggar kepercayaannya. Ayahlah yang setia menunggu aku diruang tamu dengan rasa sangat risau, bahkan sampai menyuruh ibu untuk mengontak beberapa temannya untuk menanyakan keadaanku, ”dimana, dan sedang apa aku diluar sana.”

Setelah aku dewasa, walau ibu yang mengantar aku ke sekolah untuk belajar, tapi tahukah aku, bahwa ayahlah yang berkata: 

Ibu, temanilah anakmu, aku pergi mencari nafkah dulu buat kita bersama. Disaat aku merengek memerlukan ini – itu, untuk keperluan kuliahku, ayah hanya mengerutkan dahi, tanpa menolak, beliau memenuhinya, dan cuma berpikir, kemana aku harus mencari uang tambahan, padahal gajiku pas-pasan dan sudah tidak ada lagi tempat untuk meminjam.

Saat aku berjaya. Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan bertepuk tangan untukku. Ayahlah yang mengabari sanak saudara, ”anakku sekarang sukses.” Walau kadang aku cuma bisa membelikan baju koko itu pun cuma setahun sekali. Ayah akan tersenyum dengan bangga.

Dalam sujudnya ayah juga tidak kalah dengan doanya ibu, cuma bedanya ayah simpan doa itu dalam hatinya. Sampai ketika nanti aku menemukan jodohku, ayahku akan sangat berhati – hati mengizinkannya.

Dan akhirnya, saat ayah melihatku duduk diatas pelaminan bersama pasanganku, ayahpun tersenyum bahagia. Lantas pernahkah aku memergoki, bahwa ayah sempat pergi ke belakang dan menangis? Ayah menangis karena ayah sangat bahagia. Dan beliau pun berdoa, “Ya Alloh, tugasku telah selesai dengan baik. Bahagiakanlah putra putri kecilku yang manis bersama pasangannya.

”Pesan ibu ke anak untuk seorang Ayah”

Anakku..
Memang ayah tidak mengandungmu,
tapi darahnya mengalir di darahmu, namanya melekat dinamamu …
Memang ayah tak melahirkanmu,
Memang ayah tak menyusuimu,
tapi dari keringatnyalah setiap tetesan yang menjadi air susumu …
Nak..

Ayah memang tak menjagaimu setiap saat,
tapi tahukah kau dalam do’anya selalu ada namamu disebutnya …
Tangisan ayah mungkin tak pernah kau dengar karena dia ingin terlihat kuat agar kau tak ragu untuk berlindung di lengannya dan dadanya ketika kau merasa tak aman…

Pelukan ayahmu mungkin tak sehangat dan seerat bunda, karena kecintaanya dia takut tak sanggup melepaskanmu…
Dia ingin kau mandiri, agar ketika kami tiada kau sanggup menghadapi semua sendiri..

Bunda hanya ingin kau tahu nak..
bahwa…
Cinta ayah kepadamu sama besarnya dengan cinta bunda..
Anakku…

Jadi didirinya juga terdapat surga bagimu… Maka hormati dan sayangi ayahmu.

FB

Tweet GN

Live Trafic Feed ..

Flag Counter

Nasehat

Kita Mampu

CARA BUAT BLOG

Perjuangan anak agar bisa sekolah

Sedih sampai nagis tengok ni..

Dikirim oleh Puteri Tiara Elisha pada 15 Januari 2015

Perjuangan

Perlombaan ini Seru Banget Nih!

Dikirim oleh Videofb pada 4 April 2016