Bismilah

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

.....

" MADING GEMA NURANI " __ Jl.Raya Kaliabang Tengah No.75 B Bekasi 17125 Phone 021 88871329 __ ** Ikhlas Melayani Mendidik Sepenuh Hati **

AL QURAN

Cari .....

Minggu, 12 Juni 2016

BAHAYA LISAN

BAHAYA LIDAH / LISAN

Perintah berkata baik
Kemampuan berbicara adalah salah satu kelebihan yang Allah berikan kepada manusia, untuk berkomunikasi dan menyampaikan keinginan-keinginannya dengan sesama manusia. Ungkapan yang keluar dari mulut manusia bisa berupa ucapan baik, buruk, keji, dsb. Agar kemampuan berbicara yang menjadi salah satu ciri manusia ini menjadi bermakna dan bernilai ibadah, Allah SWT menyerukan umat manusia untuk berkata baik dan menghindari perkataan buruk. Allah SWT berfirman :

“Dan katakan kepada hamba-hamba-Ku. “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar) sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” QS. 17: 53

”Serulah kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik…” QS. 16:125

Rasulullah SAW bersabda :
“Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” HR. Muttafaq alaih

“ Takutlah pada neraka, walau dengan sebiji kurma. Jika kamu tidak punya maka dengan ucapan yang baik “ Muttafaq alaih
“Ucapan yang baik adalah sedekah” HR. Muslim.

KEUTAMAAN DIAM
Bahaya yang ditimbulkan oleh mulut manusia sangat besar, dan tidak ada yang dapat menahannya kecuali diam. Oleh karena itu dalam agama kita dapatkan anjuran diam dan perintah pengendalian bicara. Sabda Nabi:

“ Barang siapa yang mampu menjamin kepadaku antara dua kumisnya (kumis dan jenggot), dan antara dua pahanya, saya jamin dia masuk sorga” HR. Al Bukhariy

“Tidak akan istiqamah iman seorang hamba sehingga istiqamah hatinya. Dan tidak akan istiqamah hati seseorang sehingga istiqamah lisannya” HR Ahmad
Ketika Rasulullah ditanya tentang perbuatan yang menyebabkan masuk surga, Rasul menjawab : “Bertaqwa kepada Allah dan akhlaq mulia”. Dan ketika ditanya tentang penyebab masuk neraka, Rasul menjawab : “dua lubang, yaitu mulut dan kemaluan” HR. At Tirmidziy

Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang bisa menjaga mulutnya, Allah akan tutupi keburukannya” HR. Abu Nuaim.
Ibnu Mas’ud berkata : “Tidak ada sesuatupun yang perlu lebih lama aku penjarakan dari pada mulutku sendiri”
Abu Darda berkata : “Perlakukan telinga dan mulutmu dengan obyektif. Sesungguhnya diciptakan dua telinga dan satu mulut, agar kamu lebih banyak mendengar dari pada berbicara.

MACAM-MACAM AFATUL-LISAN, PENYEBAB DAN TERAPINYA
Ucapan yang keluar dari mulut kita dapat dikategorikan dalam empat kelompok : murni membahayakan, ada bahaya dan manfaat, tidak membahayakan dan tidak menguntungkan, dan murni menguntungkan. Ucapan yang murni membahayakan maka harus dijauhi, begitu juga yang mengandung bahaya dan manfaat. Sedangkan ucapan yang tidak ada untung ruginya maka itu adalah tindakan sia-sia, merugikan. Tinggallah yang keempat yaitu ucapan yang menguntungkan.

Berikut ini akan kita bahas afatul lisan dari yang paling tersembunyi sampai yang paling berbahaya. Ada beberapa macam bahaya lisan, yaitu :

1. Berbicara sesuatu yang tidak perlu

Rasulullah SAW bersabda : “Di antara ciri kesempurnaan Islam seseorang adalah ketika ia mampu meninggalkan sesuatu yang tidak ia perlukan” HR At Tirmidziy

Ucapan yang tidak perlu adalah ucapan yang seandainya anda diam tidak berdosa, dan tidak akan membahayakan diri maupun orang lain. Seperti menanyakan sesuatu yang tidak diperlukan. Contoh pertanyaan ke orang lain “apakah anda puasa, jika dijawab YA, membuat orang itu riya, jika dijawab TIDAK padahal ia puasa, maka dusta, jika diam tidak dijawab, dianggap tidak menghormati penanya. Jika menghindari pertanyaan itu dengan mengalihkan pembicaraan maka menyusahkan orang lain mencari – cari bahan, dst.
Penyakit ini disebabkan oleh keinginan kuat untuk mengetahui segala sesuatu. Atau basa-basi untuk menunjukkan perhatian dan kecintaan, atau sekedar mengisi waktu dengan cerita-cerita yang tidak berguna. Perbuatan ini termasuk dalam perbuatan tercela.

Terapinya adalah dengan menyadarkan bahwa waktu adalah modal yang paling berharga. Jika tidak dipergunakan secara efektif maka akan merugikan diri sendiri. selanjutnya menyadari bahwa setiap kata yang keluar dari mulut akan dimintai pertanggung jawabannya. ucapan yang keluar bisa menjadi tangga ke sorga atau jaring jebakan ke neraka. Secara aplikatif kita coba melatih diri senantiasa diam dari hal-hal yang tidak diperlukan.

2. Fudhulul-Kalam ( Berlebihan dalam berbicara)
Perbuatan ini dikategorikan sebagai perbuatan tercela. Ia mencakup pembicaraan yang tidak berguna, atau bicara sesuatu yang berguna namun melebihi kebutuhan yang secukupnya. Seperti sesuatu yang cukup dikatakan dengan satu kata, tetapi disampaikan dengan dua kata, maka kata yang kedua ini “fudhul” (kelebihan). Firman Allah : “Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh bersedekah, berbuat ma’ruf, atau perdamaian di antara manusia” QS.4:114.

Rasulullah SAW bersabda : “Beruntunglah orang yang dapat menahan kelebihan bicaranya, dan menginfakkan kelebihan hartanya “ HR. Al Baghawiy.
Ibrahim At Taymiy berkata : Seorang mukmin ketika hendak berbicara, ia berfikir dahulu, jika bermanfaat dia ucapkan, dan jika tidak maka tidak diucapkan. Sedangkan orang fajir (durhaka) sesungguhnya lisannya mengalir saja”

Berkata Yazid ibn Abi Hubaib :”Di antara fitnah orang alim adalah ketika ia lebih senang berbicara daripada mendengarkan. Jika orang lain sudah cukup berbicara, maka mendengarkan adalah keselamatan, dan dalam berbicara ada polesan, tambahan dan pengurangan.

3. Al Khaudhu fil bathil (Melibatkan diri dalam pembicaraan yang batil)
Pembicaraan yang batil adalah pembicaraan ma’siyat, seperti menceritakan tentang perempuan, perkumpulan selebritis, dsb, yang tidak terbilang jumlahnya. Pembicaraan seperti ini adalah perbuatan haram, yang akan membuat pelakunya binasa. 

Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya ada seseorang yang berbicara dengan ucapan yang Allah murkai, ia tidak menduga akibatnya, lalu Allah catat itu dalam murka Allah hingga hari kiamat” HR Ibn Majah.

“ Orang yang paling banyak dosanya di hari kiamat adalah orang yang paling banyak terlibat dalam pembicaraan batil” HR Ibnu Abiddunya.
Allah SWT menceritakan penghuni neraka. Ketika ditanya penyebabnya, mereka menjawab: “ …dan adalah kami membicarakan yang batil bersama dengan orang-orang yang membicarakannya” QS. 74:45

Terhadap orang-orang yang memperolok-olokkan Al Qur’an, Allah SWT memperingatkan orang-orang beriman :”…maka janganlah kamu duduk beserta mereka, sehingga mereka memasuki pembicaraan yang lain. Karena sesungguhnya (kalau kamu berbuat demikian) tentulah kamu serupa dengan mereka.” QS. 4:140

5. Al Jidal (Berbantahan dan Perdebatan)
Perdebatan yang tercela adalah usaha menjatuhkan orang lain dengan menyerang dan mencela pembicaraannya, menganggapnya bodoh dan tidak akurat. Biasanya orang yang diserang merasa tidak suka, dan penyerang ingin menunjukkan kesalahan orang lain agar terlihat kelebihan dirinya.
Hal ini biasanya disebabkan oleh taraffu’ (rasa tinggi hati) karena kelebihan dan ilmunya, dengan menyerang kekurangan orang lain.
Rasulullah SAW bersabda : “Tidak akan tersesat suatu kaum setelah mereka mendapatkan hidayah Allah, kecuali mereka melakukan perdebatan” HR. At Tirmidziy

Imam Malik bin Anas berkata : “Perdebatan akan mengeraskan hati dan mewariskan kekesalan”

6. Al Khusumah (pertengkaran)
Jika orang yang berdebat menyerang pendapat orang lain untuk menjatuhkan lawan dan mengangkat kelebihan dirinya. Maka al khusumah adalah sikap ingin menang dalam berbicara (ngotot) untuk memperoleh hak atau harta orang lain, yang bukan haknya. Sikap ini bisa merupakan reaksi atas orang lain, bisa juga dilakukan dari awal berbicara.

Aisyah ra berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang bermusuhan dan suka bertengkar” HR. Al Bukhariy

7. Taqa’ur fil-kalam (menekan ucapan)
Taqa’ur fil-kalam maksudnya adalah menfasih-fasihkan ucapan dengan mamaksakan diri bersyaja’ dan menekan-nekan suara, atau penggunaan kata-kata asing. Rasulullah SAW bersabda:
“Sesungguhnya orang yang paling aku benci dan paling jauh dariku di hari kiamat, adalah orang-orang yang buruk akhlaknya di antara kamu, yaitu orang yang banyak bicara, menekan-nekan suara, dan menfasih-fasihkan kata”. HR. Ahmad.

Tidak termasuk dalam hal ini adalah ungkapan para khatib dalam memberikan nasehat, selama tidak berlebihan atau penggunaan kata-kata asing yang membuat pendengar tidak memahaminya. Sebab tujuan utama dari khutbah adalah menggugah hati, dan merangsang pendengar untuk sadar. Di sinilah dibutuhkan bentuk-bentuk kata yang menyentuh.

8. Berkata keji, jorok dan caci maki
Berkata keji, jorok adalah pengungkapan sesuatu yang dianggap jorok/tabu dengan ungkapan vulgar, misalnya hal-hal yang berkaitan dengn seksual, dsb. Hal ini termasuk perbuatan tercela yang dilarang agama. 

Nabi bersabda :
“Jauhilah perbuatan keji. Karena sesungguhnya Allah tidak suka sesuatu yang keji dan perbuatan keji” dalam riwayat lain :”Surga itu haram bagi setiap orang yang keji”. HR. Ibnu Hibban

“Orang mukmin bukanlah orang yang suka menghujat, mengutuk, berkata keji dan jorok” HR. At Tirmidziy.

Ada seorang A’rabiy (pedalaman) meminta wasiat kepada Nabi : Sabda Nabi : “Bertaqwalah kepada Allah, jika ada orang yang mencela kekuranganmu, maka jangan kau balas dengan mencela kekurangannya. Maka dosanya ada padanya dan pahalanya ada padamu. Dan janganlah kamu mencaci maki siapapun. Kata A’rabiy tadi : “Sejak itu saya tidak pernah lagi mencaci maki orang”. HR. Ahmad.

“Termasuk dalam dosa besar adalah mencaci maki orang tua sendiri” Para sahabat bertanya : “Bagaimana seseorang mencaci maki orang tua sendiri ? Jawab Nabi: “Dia mencaci maki orang tua orang lain, lalu orang itu berbalik mencaci maki orang tuanya”. HR. Ahmad.

Perkataan keji dan jorok disebabkan oleh kondisi jiwa yang kotor, yang menyakiti orang lain, atau karena kebiasaan diri akibat pergaulan dengan orang-orang fasik (penuh dosa) atau orang-orang durhaka lainnya.

9. La’nat (kutukan)
Penyebab munculnya kutukan pada sesama manusia biasanya adalah satu dari tiga sifat berikut ini, yaitu : kufur, bid’ah dan fasik. Dan tingkatan kutukannya adalah sebagai berikut : Kutukan dengan menggunakan sifat umum, seperti : semoga Allah mengutuk orang kafir, ahli bid’ah dan orang-orang fasik.
Kutukan dengan sifat yang lebih khusus, seperti: semoga kutukan Allah ditimpakan kepada kaum Yahudi, Nasrani dan Majusi, dsb. Kutukan kepada orang tertentu, seperti : si fulan la’natullah. Hal ini sangat berbahaya kecuali kepada orang-orang tertentu yang telah Allah berikan kutukan seperti Fir’aun, Abu Lahab, dsb. Dan orang-orang selain yang Allah tentukan itu masih memiliki kemungkinan lain. Kutukan yang ditujukan kepada binatang, benda mati , atau orang tertentu yang tidak Allah tentukan kutukannya, maka itu adalah perbuatan tercela yang haus dijauhi. 

Sabda Nabi :
“ Orang beriman bukanlah orang yang suka mengutuk” HR At Tirmidziy
“Janganlah kamu saling mengutuk dengan kutukan Allah, murka-Nya maupun jahanam” HR. At Tirmidziy.

“Sesungguhnya orang-orang yang saling mengutuk tidak akan mendapatkan syafaat dan menjadi saksi di hari kiamat” HR. Muslim

10. Ghina’ (nyanyian) dan Syi’r (syair)
Syair adalah ungkapan yang jika baik isinya maka baik nilainya, dan jika buruk isinya buruk pula nilainya. Hanya saja tajarrud ( menfokuskan diri) untuk hanya bersyair adalah perbuatan tercela. 

Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya memenuhi rongga dengan nanah, lebih baik dari pada memenuhinya dengan syair” HR Muslim. 

Said Hawa mengarahkan hadits ini pada syair-syair yang bermuatan buruk.
Bersyair secara umum bukanlah perbuatan terlarang jika di dalamnya tidak terdapat ungkapan yang buruk. Buktinya Rasulullah pernah memerintahkan Hassan bin Tsabit untuk bersyair melawan syairnya orang kafir.

11. Al Mazah (Sendau gurau)
Secara umum mazah adalah perbuatan tercela yang dilarang agama, kecuali sebagian kecil saja yang diperbolehkan. Sebab dalam gurauan sering kali terdapat kebohongan, atau pembodohan teman. Gurauan yang diperbolehkan adalah gurauan yang baik, tidak berdusta/berbohong, tidak menyakiti orang lain, tidak berlebihan dan tidak menjadi kebiasaan. Seperti gurauan Nabi dengan istri dan para sahabatnya.

Kebiasaan bergurau akan membawa seseorang pada perbuatan yang kurang berguna. Disamping itu kebiasaan ini akan menurunkan kewibawaan.
Umar bin Khatthab berkata : “Barang siapa yang banyak bercanda, maka ia akan diremehkan/dianggap hina”.

Said ibn al Ash berkata kepada anaknya : “Wahai anakku, janganlah bercanda dengan orang mulia, maka ia akan dendam kepadamu, jangan pula bercanda dengan bawahan maka nanti akan melawanmu”

12. As Sukhriyyah (Ejekan) dan Istihza’( cemoohan)
Sukhriyyah berarti meremehkan orang lain dengan mengingatkan aib/kekurangannya untuk ditertawakan, baik dengan cerita lisan atau peragaan di hadapannya. Jika dilakukan tidak di hadapan orang yang bersangkutan disebut ghibah (bergunjing). Perbuatan ini terlarang dalam agama. 

Firman Allah :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka yang diolok-olok lebih baik dari mereka yang mengolok-olok dan janganlah pula wanita-wanita mengolok-olok wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita yang diolok-olok itu lebih baik dari yang mengolok-olok “ QS. 49:11

Muadz bin Jabal ra. berkata : Nabi Muhammad SAW bersabda : “ Barang siapa yang mencela dosa saudaranya yang telah bertaubat, maka ia tidak akan mati sebelum melakukannya” HR. At Tirmidziy

13. Menyebarkan rahasia
Menyebarkan rahasia adalah perbuatan terlarang. Karena ia akan mengecewakan orang lain, meremehkan hak sahabat dan orang yang dikenali. 

Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya orang yang paling buruk tempatnya di hari kiamat, adalah orang laki-laki yang telah menggauli istrinya, kemudian ia ceritakan rahasianya”. HR. Muslim

14. Janji palsu
Mulut sering kali cepat berjanji, kemudian hati mengoreksi dan memutuskan tidak memenuhi janji itu. Sikap ini menjadi pertanda kemunafikan seseorang.
Firman Allah : “Wahai orang-orang beriman tepatilah janji…” QS 5:1

Pujian Allah SWT pada Nabi Ismail as: “Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya..” QS 19:54

Rasulullah SAW bersabda : “ada tiga hal yang jika ada pada seseorang maka dia adalah munafiq, meskipun puasa, shalat, dan mengaku muslim. Jika berbicara dusta, jika berjanji ingkar, dan jika dipercaya khiyanat” Muttafaq alaih dari Abu Hurairah.

15. Bohong dalam berbicara dan bersumpah
Berbohong dalam hal ini adalah dosa yang paling buruk dan cacat yang paling busuk. 

Rasulullah SAW bersabda :
“Sesungguhnya berbohong akan menyeret orang untuk curang. Dan kecurangan akan menyeret orang ke neraka. Dan sesungguhnya seseorang yang berbohong akan terus berbohong hingga ia dicatat di sisi Allah sebagai pembohong” Muttafaq alaih.

“Ada tiga golongan yang Allah tidak akan menegur dan memandangnya di hari kiamat, yaitu : orang yang membangkit-bangkit pemberian, orang yang menjual dagangannya dengan sumpah palsu, dan orang yang memanjangkan kain sarungnya” HR Muslim.

“Celaka orang berbicara dusta untuk ditertawakan orang, celaka dia, celaka dia” HR Abu Dawud dan At Tirmidziy
16. Ghibah (Bergunjing)
Ghibah adalah perbuatan tercela yang dilarang agama. Rasulullah pernah bertanya kepada para sahabat tentang arti ghibah. Jawab para sahabat: ”Hanya Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui”. Sabda Nabi: “ghibah adalah menceritakan sesuatu dari saudaramu, yang jika ia mendengarnya ia tidak menyukainya.” Para sahabat bertanya : “Jika yang diceritakan itu memang ada? Jawab Nabi : ”Jika memang ada itulah ghibah, jika tidak ada maka kamu telah mengada-ada” HR Muslim.

Al Qur’an menyebut perbuatan ini sebagai memakan daging saudara sendiri (QS. 49:12) Ghibah bisa terjadi dengan berbagai macam cara, tidak hanya ucapan, bisa juga tulisan, peragaan. dsb.

Hal-hal yang mendorong terjadinya ghibah adalah hal-hal berikut ini :
-Melampiaskan kekesalan/kemarahan
-Menyenangkan teman atau partisipasi bicara/cerita
-Merasa akan dikritik atau dcela orang lain, sehingga orang yang dianggap    hendak mencela itu jatuh lebih dahulu.
-Membersihkan diri dari keterikatan tertentu
-Keinginan untuk bergaya dan berbangga, dengan mencela lainnya
-Hasad/iri dengan orang lain
-Bercanda dan bergurau, sekedar mengisi waktu
-Menghina dan meremehkan orang lain
-Terapi ghibah sebagaimana terapi penyakit akhlak lainnya yaitu dengan ilmu  dan amal.
-Secara umum ilmu yang menyadarkan bahwa ghibah itu berhadapan dengan murka Allah. Kemudian mencari sebab apa yang mendorongnya melakukan itu. Sebab pada umumnya penyakit itu akan mudah sembuh dengan menghilangkan penyebabnya.
-Menceritakan kekurangan orang lain dapat dibenarkan jika terdapat alasan berikut ini:
-Mengadukan kezaliman orang lain kepada qadhi
Meminta bantuan untuk merubah kemunkaran
-Meminta fatwa,seperti yang dilakukan istri Abu Sufyan pada Nabi.
-Memperingatkan kaum muslimin atas keburukan seseorang
-Orang yang dikenali dengan julukan buruknya, seperti al a’raj (pincang), dst.
-Orang yang diceritakan aibnya, melakukan itu dengan terang-terangan (mujahir)

Hal-hal penting yang harus dilakukan seseorang yang telah berbuat ghibah adalah :

1. Menyesali perbuatan ghibahnya itu
2. Bertaubat, tidak akan mengualnginya lagi
3. Meminta maaf/dihalalkan dari orang yang digunjingkan.

Diposkan oleh Marhadi Muhayar, Lc., M.A. (Silahkan menukil dengan menyebut sumbernya)

Kamis, 02 Juni 2016

Temukan Potensi Anak. Inilah 10 Hal yang dapat Diterapkan Demi Meraih Potensi Terbaik anak


Kebahagiaan orang tua adalah ketika melihat anak mereka tumbuh dengan potensi yang dimiliki. Namun sayangnya, tidak banyak program atau kegiatan di Indonesia yang menyelenggarakan pendidikan bagi orang tua untuk melakukan intervensi yang tepat dan sesuai dengan perkembangan anak. Hal ini menyebabkan banyak orang tua yang merasa bahwa potensi yang dimiliki anak hanya perkembangan akademik semata.
Padahal, jika dintinjau secara holistik, banyak yang mempengaruhi kemampuan anak dalam meraih potensinya. Aspek-aspek seperti kecerdasan interpersonal atau sosial, spasial, visual, emosi, dan berpikir kreatif akan berdampak besar dalam melejitkan kemampuan mereka. Semua aspek tersebut, jika diolah dengan baik, akan membantunya sukses di masa depan.
Berita baiknya adalah, setiap anak memiliki kesempatan untuk mengembangkan potensinya. Usia yang tepat untuk membentuk mereka adalah pada masa kanak-kanak. Inilah beberapa hal yang dapat diterapkan demi meraih potensi terbaik anak:

1.  BERIKAN KESEMPATAN ANAK UNTUK MELAKUKAN HAL YANG DISUKAI

Dengan memberikannya kesempatan, orang tua dapat melakukan observasi mengenai kecerdasan apakah yang lebih menonjol. Jika anak memiliki kecerdasan spasial yang tinggi, misalnya, ia akan lebih memilih permainan bongkar pasang daripada mengobrol dengan temannya. Sementara anak dengan kecerdasan mengelola emosi yang tinggi akan lebih sabar menyusun puzzle atau hal-hal yang memerlukan ketekunan.

2.  BERI BANTUAN PENGEMBANGAN DIRI. TAK HANYA BANTUAN FINANCIAL TAPI JUGA HAL-HAL KECIL

Orang tua memiliki peranan yang besar dalam mewujudkan atau mementahkan keinginan anak. Bantuan yang diberikan orang tua akan membentuk rasa percaya diri anak. Selain itu, hal tersebut akan mebangun kedekatan dengan orang tua. Bantuan tersebut tidak harus berupa finansial. Hal-hal kecil seperti membawakan hal yang sulit diangkat anak, misalnya, cukup memberikan rasa nyaman untuk melakukan yang mereka sukai.

3.  BERI KEPERCAYAAN KEPADA ANAK UNTUK MENYELESAIKAN APA YANG DIMULAI

Orang tua kadang tergoda untuk membantu apa yang belum diselesaikan anak. Sepintas, bantuan ini nampak baik. Namun, secara emosional, hal ini dapat membuat anak tidak percaya diri. Yang lebih parah lagi, hal ini bisa  membuat mereka menjadi tergantung kepada orang tua. Karena itu, bersabarlah. Biarkan mereka mendapatkan momentum itu tanpa jeda – kecuali jika terdapat sesuatu yang membahayakan jiwa.

4.  JANGAN RAGUKAN KEMAMPUAN MEREKA, BERIKAN KESEMPATAN ANAK UNTUK MENENTUKAN LEVEL SEMPURNANYA

Terkadang celetukan orang tua ketika anak melakukan kesalahan dapat berdampak buruk terhadap perkembangan emosinya. Dalam hal ini, cobalah tahan segala kalimat yang sifatnya negatif, meski hanya bercanda. Beri kesempatan kepada mereka untuk menentukan level sempurna sesuai usia mereka.

5.  BIARKAN MEREKA BELAJAR DARI KESALAHAN, JANGAN HILANGKAN KESEMPATAN ANAK BELAJAR DARI KESALAHAN

Anak-anak adalah anak-anak, bukan kita. Mereka cenderung  melakukan kesalahan. Maka, jangan hilangkan kesempatan anak belajar dari kesalahan. Melalui kesalahan, anak-anak memiliki kesempatan

6.  BERIKAN BERIKANLAH EKSPEKTASI YANG RASIONAL SESUAI USIANYA

Yang harus diingat baik-baik oleh orangtua adalah anak-anak bukanlah versi mini dari orang tua. Karena itu, berikanlah ekspektasi yang rasional sesuai usianya. Jika ekspektasi dianggap tidak terlalu tinggi, anak akan merasa terbebani. Karena itu, pastikan selalu melakukan observasi sebelum menentukan ekspektasi. Caranya? Bermainlah dengan anak anda.

7.  TUNJUKAN KASIH SAYANG ANDA AGAR MEMBENTUK RASA DITERIMA PADA DIRI ANAK

Jangan takut untuk menunjukan kasih sayang anda setiap berada di sekitar mereka. Pelukan akan memberikan sentuhan emosional yang dapat membentuk rasa diterima.

8.  BIMBING MEREKA DALAM MENENTUKAN PRIORITAS KARENA ANAK BELUM MEMAHAMI SEPENUHNYA MANA YANG PENTING DAN YANG TIDAK

Dalam hal ini, kemampuan membangun komunikasi sangatlah penting. Sebagai anak, mereka belum memahami sepenuhnya mana yang penting dan yang tidak. Tugas orang tua adalah mengajarkan hal tersebut dan membimbing mereka menentukan skala prioritas.

9.  BERIKAN BEBERAPA PILIHAN KEGIATAN BERBEDA UNTUK ENCARI TAHU POTENSI TERSEMBUNYI YANG DIMILIKINYA

Memberikan kesempatan untuk merasakan pengalaman yang berbeda dapat membantu anak mencari tahu potensi tersembunyi yang dimilikinya. Beri kesempatan untuk mengembangkan kreatifitasnya. Hal ini membuat anak merasa mampu melakukan kegiatan yang disodorkan. Dengan melakukan intervensi ini, anak akan memiliki kesempatan untuk melihat dalam beragam perspektif.

10.  BERIKAN PUJIAN, PASTIKAN PUJIAN BERFOKUS PADA USAHA BUKAN HANYA PADA HASILNYA

Pujian pada anak akan berdampak positif terhadap perkembangan kognitifnya. Hal ini memberikan kekuatan emosi untuk berusaha melakukan hal yang lebih baik atau bahkan lebih sulit. Namun, hati-hati dengan intervensi ini. Perhatikan jika anak menunjukan tanda stres ketika mereka gagal. Karena itu, pastikan pujian berfokus pada usaha bukan hanya pada hasilnya. Sumber : http://sayangianak.com/inilah-10-hal-yang-dapat-diterapkan-demi-meraih-potensi-terbaik-anak/

Rabu, 01 Juni 2016

Tahapan Mengajarkan Al-Quran pada Anak-anak Sesuai Cara Nabi


Apa saja tahapan mengajarkan Al-Qur’an pada anak-anak sesuai cara Nabi? Simak selengkapnya.

Selama ini mungkin kita berpendapat bahwa mengajarkan Al-Qur’an pada anak-anak itu cukup dengan mengirim mereka ke TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an) saat mereka kecil, lalu menyekolahkan mereka di pesantren saat mereka besar. Tapi tahukah Sahabat Ummi, ternyata mengajarkan Al-Qur’an itu ada tahapannya, lho! Dan tahapan ini diperkenalkan langsung oleh Allah lewat Al-Qur’an.

Ide awal tahapan ini muncul dari Nabi Ibrahim a.s yang berdoa: "Ya Tuhan kami, utuslah di tengah mereka seorang Rasul dari kalangan mereka sendiri yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat-Mu, dan mengajarkan kitab dan hikmah kepada mereka, dan mensucikan mereka. Sungguh, Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS Al-Baqarah (2):129)

Lalu Allah, melalui Nabi Muhammad SAW, menunjukan kepada kita bagaimana tahapan itu seharusnya: "Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah, meskipun sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata," (QS Al-Jumu’ah (62):2)

Dari dua ayat di atas, kita bisa melihat bahwa tahapan mengajarkan Al-Qur’an itu ada 3 yaitu:
1.Membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah
2.Mensucikan mereka
3.Mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah

Dulu Nabi Muhammad SAW berdakwah dengan tahap-tahap ini kepada para sahabat, dan hasilnya luar biasa. Al-Qur’an bukan hanya jadi hafalan, tapi jadi amalan sehari-hari. Keimanan mereka pada Allah mengakar kuat dalam jiwa, lalu mewujud dalam ketundukan yang menakjubkan pada perintah dan larangan Allah dalam Al-Qur’an.

Kita, para orang tua di akhir zaman ini, sangat merindukan lahirnya anak-anak sekualitas para sahabat Nabi. Maka sudah sepantasnya kita pun meniru tahapan-tahapan ini.

1.Membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah
Tahapan ini bisa dimulai bahkan sejak anak masih dalam kandungan. Kedua orang tua sebaiknya membiasakan diri membaca Al-Qur’an secara rutin. Jika mengerti bahasa Arab itu lebih baik, jika belum bisa sebaiknya membaca terjemahannya juga.

Tak ada persyaratan orang tua tersebut harus mengerti tafsir atau lulusan pesantren atau bergelas Lc. Membacakan. Hanya membacakan. Semudah itu. Sesederhana itu. Semua orang tua mampu melakukannya. Jika kita rajin membacakan dongeng pengantar tidur pada anak-anak kita, serajin itu pulalah kita harus membacakan ayat-ayat Allah pada mereka.

Bahasa Al-Qur’an terlalu tinggi dan sulit? Allah berfirman sebaliknya : "Dan sungguh telah Kami mudahkan Al-Qur'an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mau mengambil pelajaran." (QS Al-Qomar (54):22)

Bacakan. Teruslah bacakan. Bacakan pada anak-anak. Bacakan untuk diri kita sendiri. Jika anak-anak bertanya, jawablah dengan bahasa sederhana sesuai umur mereka. Gunakan kesempatan itu untuk menanamkan keimanan dalam jiwa mereka. Bacakan, bukan menyuruh mereka membacanya sendiri.

2.Mensucikan hati dan pikiran
Inilah hasilnya jika kita terus membacakan Al-Qur’an bersama arti dan maknanya. Lama-lama, Al-Qur’an akan mensucikan hati dan akal pikiran. Membersihkan apa saja yang masih kotor dalam diri kita dan anak-anak kita: perbuatan yang buruk, karakter yang menyebalkan, emosi yang sulit terkendali, ataupun pikiran yang tak senonoh.

Karena itu sebaiknya kita mulai membacakan Al-Qur’an sedini mungkin dan sesering mungkin.  Saat memilihkan lingkungan tempat tinggal, teman, guru, ataupun sekolah, pilihlah yang juga selalu membacakan ayat-ayat Allah kepada anak-anak kita, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Jangan sampai di rumah kita berusaha mensucikan, namun diluar dikotori kembali.

3.Mengajarkan kitab dan hikmah
Jika hati dan pikiran telah suci, maka ketika anak belajar ilmu agama (kitab), ilmu tersebut akan membuatnya makin menundukan diri kepada Allah. Anak akan mampu mengambil hikmah dari ilmunya dan kelak mampu berdakwah kepada orang lain dengan hikmah tersebut.

Jika seseorang belajar ilmu agama lebih dalam, namun hati dan pikirannya belum suci, sangat besar kemungkinannya dia akan menjadikan ilmu itu sekedar ilmu tanpa amalan, atau bahkan menjadikannya sekedar alat untuk meraih harta dan kedudukan. Hati dan pikiran yang belum suci, juga cenderung membuat seseorang keras hati dan sulit menerima kebenaran, bahkan tak jarang, rawan masuk dalam ajaran yang menyesatkan.

Jadi Sahabat Ummi, marilah kita sering-sering memapar anak-anak kita dengan ayat-ayat Allah. Kita bacakan kepada mereka Al-Qur’an, atau kita ajak mereka membacanya bersama-sama. Usaha kita tersebut, in syaa Allah akan mensucikan hati dan pikiran mereka (dan kita juga). Jika anak kita terlihat siap, kita tambah dengan pendidikan yang  lebih dalam tentang kitab: tafsir Al-Qur’an, ilmu tauhid, ilmu fikih, tazqiyatun-nafs, bahasa arab, dan lain sebagainya. Mudah-mudahan Allah menunjukan kepadanya hikmah dari kitab yang ia pelajari dan mampu berdakwah dengan hikmah tersebut. Dan Allah Maha Mengetahui Yang Sebenarnya.

Referensi:
-Tafseer’s Notes, Surah Al-Jumuah (The Gathering/Friday Prayer), Linguistic Miracle, page 1-6, Nouman Ali Khan, www. bayyinah.tv
-Tafsir Ibnu Katsir, jilid 8, hal 171-174, Pustaka Imam Syafi’i, tahun 2004

Foto ilustrasi: google
Penulis: Pida Siswanti

source: http://www.ummi-online.com/tahapan-mengajarkan-alquran-pada-anakanak-sesuai-cara-nabi.html

FB

Tweet GN

Live Trafic Feed ..

Flag Counter

Nasehat

Kita Mampu

CARA BUAT BLOG

Perjuangan anak agar bisa sekolah

Sedih sampai nagis tengok ni..

Dikirim oleh Puteri Tiara Elisha pada 15 Januari 2015

Perjuangan

Perlombaan ini Seru Banget Nih!

Dikirim oleh Videofb pada 4 April 2016