Bismilah

بِسْــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم

.....

" MADING GEMA NURANI " __ Jl.Raya Kaliabang Tengah No.75 B Bekasi 17125 Phone 021 88871329 __ ** Ikhlas Melayani Mendidik Sepenuh Hati **

AL QURAN

Cari .....

Kamis, 08 Desember 2016

Ayah Bunda, Begini Cara Mendampingi Anak di Era Digital

Keluarga Bahagia ~ Sulit rasanya membendung perkembangan teknologi yang kian maju ini. Beberapa orang menyebut teknologi seperti dua sisi mata pisau, satu sisi dapat memberikan manfaat bagi banyak orang, sisi lain juga banyak dimanfaatkan oleh orang tak bertanggung jawab untuk merusak moral terutama anak-anak.

Mendampingi Anak di Era Digital/Ilustrasi
Sahabat Keluarga Bahagia...,karena itulah peran orang tua sangat penting dalam memberikan pendampingan terhadap anak-anak untuk mengikuti perkembangan teknologi. Dikutip dari buku Seri Pendidikan Orang Tua, Mendidik Anak di Era Digital yang diterbitkan Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga, Kemdikbud, berikut beberapa point yang bisa dilakukan orang tua untuk melakukan pendampingan generasi digital:

1. Tambah Pengetahuan Anda

Sulit untuk menetapkan peraturan bila Anda sebagai orang tua tidak mengerti apa itu blog atau bagaimana menggunakan twitter atau facebook. Luangkan waktu untuk melihat situs yang pernah dikunjungi anak.

2. Mengarahkan Penggunaan Perangkat dan Media Digital dengan Jelas

Jika anak sudah terpapar di depam matanya perangkat digital, lebih baik untuk mengarahkan dengan komunikasi efektif untuk memutuskan berapa lama dan kapan mereka dapat menggunakannya. Sepakati waktu penggunaan dan waktu untuk berhenti memanfaatkan perangkat media digital di malam hari.

3. Imbangi Waktu Menggunakan Media Digital dengan Interaksi di Dunia Nyata 

Orang  tua dapat mengimbangi paparan media digital dengan mengenalkan pengalaman dunia nyata seperti aktivitas berkesenian, kegiatan luar ruangan, olahraga, membaca interaktif, musik dan gerakan, permainan tradisional dan sebagainya kepada anak.

4. Pinjamkan Anak Perangkat Digital Sesuai Keperluan

Pinjamkan anak perangkat digital seperti ipod, telepon pintar dan komputer agar mereka bisa belajar mengendalikan diri dan belajar menggunakannya bersama keluarga.

5. Pilihkan Program atau Aplikasi Positif

Orang tua perlu mengidentifikasi program atau aplikasi yang memiliki edukasi dan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan anak.

6. Mendampingi dan Meningkatkan Interaksi

Orang tua perlu mendampingi dan berinteraksi dengan anak selama penggunaan media digital. Dampingi selalu anak saat berselancar dunia maya dan gunakan satu perangkat digital pada kesempatan yang sama sebagai aktivitas keluarga.

7. Gunakan Perangkat Digital Secara Bijaksana

Orang tua memegang peranan utama dalam mengontrol penggunaan perangkat digital pada anak. Karena itu, orang tua perlu bijaksana menggunakan perangkat digital selama berinteraksi dengan anak.

Orang tua yang kurang bijaksana menggunakan perangkat digital menjadi lebih kasar atau mengabaikan anak dan lebih konsentrasi menggunakan perangkat digitalnya.

Hindari menggunakan perangkat digital sebelum tidur. Bangun kedekatan dengan anak sebelum tidur dengan pembelajran melalui cerita untuk si buah hati.

8. Aktivitas Dunia Maya

Komunikasi jarak jauh, membaca berita, melihat gambar dan video, merupakan kegiatan dunia maya, saat inilah yang tepat untuk mempersiapkan anak berkunjung ke dunia maya. Dampingi anak dan beri tahu anak mana informasi yang baik dan tidak baik untuk dicerna anak-anak.

9. Telusuri Aktvitas Anak di Dunia Maya

Anda dapat memonitor situs web yang pernah dikunjungi, dan pastikan anak Anda tidak mengunjungi situs yang tidak sesuai dengan usia. Saat ini telah terdapat program piranti lunak penyaring (web-filtering) yang dapat membantu orang tua dalam melakukan scan ataupun memblok alamat website yang mengandung fitur yang tidak sesuai dengan perkembangan anak. Viva [Bunga Kusuma]

Minggu, 27 November 2016

Training Fikrah Gema Nurani

Training Fiqih Ibadah
Guru adalah Murobbi, sebagai pembimbing dan teladan bagi anak didiknya yang memberikan contoh dan pengajaran yang baik dan benar sehingga diharapkan peserta didik mengetahui, memahami, menghayati dan mengamalkan ilmu yang diajarkan, dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu Guru harus menjadi orang pertama memahami dan mengamalkan ilmu syariat yang benar dan mempunyai visi dan misi yang sama agar anak-anak terarah sesuai dengan keinginan dan kemauan gurunya, dengan demikian perlu pemahaman yang sama dan keseragaman pengajaran yang sama agar anak didik tidak bingung dalam mengamalkannya. 

Untuk keseragaman pemahaman bagi guru-guru di Gema Nurani maka diadakan pelatihan Fikrah Gema Nurani untuk guru-guru baru dari Hadhonah, TKIT, GNIIS-BIC GN, SDIT, SMPIT, dan SMAIT Gema Nurani tentang panduan dan tata cara wudhuk, tayamum, Sholat, dan dzikir ba'da Sholat disampaikan oleh Ustadz Nurozi dilaksanakan pada hari Sabtu, 26 November 2016 di Gedung Yaasin PITH Gema Nurani
Prinsip Ibadah
Adapun prinsip melaksanakan Ibadah sebagai berikut:
1.      Niat lillahi ta’ala (Al-Fatihah/1:5)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (١) الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (٢) الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (٣) مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ (٤) إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ (٥)
1. dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 2. segala puji[2] bagi Allah, Tuhan semesta alam. 3. Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. 4. yang menguasai di hari Pembalasan. 5. hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan.
2.      Ikhlas (Al-Bayinah/98:5)
وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan (ikhlas) ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.
3.      Tidak menggunakan perantara (washilah) (Al-Baqarah/2: 186)
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, Maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, Maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
 4.      Dilakukan sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan sunnah
5.      Seimbang antara dunia akherat (Al-Qashash/28:77)
وَابْتَغِ فِيمَا آتَاكَ اللَّهُ الدَّارَ الآخِرَةَ وَلا تَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ وَلا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الأرْضِ إِنَّ اللَّهَ لا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ
Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.
6.      Tidak berlebih-lebihan (Al-A’raf/7:31)
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلا تُسْرِفُوا إِنَّهُ لا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di Setiap (memasuki) mesjid[534], Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan[535]. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
7.      Mudah (bukan meremehkan) dan Meringankan Bukan Mempersulit (Al-Baqarah/2:286)
لا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلا تُحَمِّلْنَا مَا لا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): “Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau hukum Kami jika Kami lupa atau Kami tersalah. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau bebankan kepada Kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan Kami, janganlah Engkau pikulkan kepada Kami apa yang tak sanggup Kami memikulnya. beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong Kami, Maka tolonglah Kami terhadap kaum yang kafir.”

Kamis, 24 November 2016

BETAPA BERJASA & MULIANYA SEORANG GURU

*UNTUK SAUDARAKU YANG TERLANJUR JADI GURU*



Kenapa Sang Guru awet muda?
Karena selalu bekerja dengan penuh kebahagiaan serta ketulusan mendampingi siswa yang dinamis.

Kenapa Sang Guru selalu selamat?
Karena tiap pagi menyambut anak dan siswa mendoakan "Assalamu'alaikum".

Kenapa Sang Guru banyak amalannya?
Karena setiap saat ia dengan ikhlas menginfakkan ilmunya pada siswa.

Kenapa Sang Guru sangat berjasa?
Karena kita semua hadir bisa membaca dan menulis serta berprofesi apapun karena jasanya.

Kenapa Sang Guru kelak dijanjikan kebahagiaan oleh-Nya?
Karena meski telah wafat ia masih dapat kiriman pahala karena amal jariyah ilmunya yang diamalkan siswanya.

Maka .....
Berbahagialah wahai para guru, ibu bapak akan dapat kemuliaan di dunia dan akherat. Dengan syarat kita menjalankan tugas diniati ibadah serta dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing/mendampingi siswa yang diamanahkan pada kita.

Semoga Allah SWT memberikan kesehatan, kesabaran, ketulusan dan keikhlasan bagi kita semua wahai Sang Guru.... Aamiin ya Robb...


"Selamat menyambut Hari Guru Nasional 2016"

Minggu, 13 November 2016

Lowongan Pekerjaan Sekolah Islam Terpadu Gema Nurani


1. Islamic Studies Teacher, SDIT dan SMPIT (Kelas Internasional)
Kualifikasi :
– Jurusan Pendidikan Agama Islam/ Agama Islam
– IPK min 3,00 dari 4,00
– Berbahasa Inggris dan Arab
– Muslim/ Muslimah
– Dinamis dan mudah beradaptasi
– Berkeinginan kuat dalam pembinaan diri
– Menjadi teladan dalam menerapkan nilai islam

2. Guru Olah Raga SMPIT-SMAIT
Kualifikasi :
– Jurusan Pendidikan Olah Raga/ Olah Raga
– IPK min 3,00 dari 4,00
– Muslim
– Dinamis dan mudah beradaptasi
– Berkeinginan kuat dalam pembinaan diri
– Menjadi teladan dalam menerapkan nilai islam

3. Guru PKN Pengganti SMPIT-SMAIT
Kualifikasi :
– Jurusan PKN/ Kewarganegaraan/ Sosial-Politik
– Diutamakan jurusan Pendidikan
– IPK min 3,00 dari 4,00
– Muslim/ Muslimah
– Dinamis dan mudah beradaptasi
– Berkeinginan kuat dalam pembinaan diri
– Menjadi teladan dalam menerapkan nilai islam

4. Petugas Kebersihan/ Office Boy (OB) Gema Nurani
Kualifikasi :
– Pendidikan minimal SMP/ SMA/ SMK/ Relevan
– Muslim/ Muslimah
– Dinamis dan mudah beradaptasi
– Jujur dan bekerja keras
– Berkeinginan kuat dalam pembinaan diri
– Menjadi teladan dalam menerapkan nilai islam

Kirimkan Lamaran dan CV ke HRD PITH Gema Nurani
Jalan Kaliabang Tengah 75B, Bekasi atau email ke resarhmwtie@gmail.com

Minggu, 30 Oktober 2016

Daftarkan Putra Putri Ayah Bunda Via PSB Online Gema Nurani

PENDAFTARAN PSB ONLINE GEMA NURANI TELAH DIBUKA


Ayah Bunda dapat segera mendaftarkan putra putrinya melalui LINK PSB di bawah ini:

Untuk informasi mengenai sekolah dapat diakses melalui berita.gemanurani-bks.sch.id
Bagi Ayah dan Bunda yang ingin mendaftarkan putra putrinya bersekolah di Sekolah Islam Gema Nurani dapat langsung melalui sistem PSB online kami. Biaya formulir pendaftaran dan tes sebesar Rp300.000,- dibayarkan melalui transfer ke rekening BANK MANDIRI SYARIAH (kode 451) 1300013003 a.n YAYASAN ASASI INDONESIA, konfirmasi lebih lanjut Ayah dan Bunda dapat menghubungi bagian Humas atau datang ke sekolah.

Humas:
Bu RINA 0812 9709 8124
Untuk informasi biaya bisa datang langsung ke Humas di Gedung YAASIN Sekolah Gema Nurani yang beralamat di Jalan Raya Kaliabang Tengah No. 75 B Bekasi Utara
Sekolah Islam Gema Nurani - Ikhlas Melayani Menddik Sepenuh Hati

Minggu, 16 Oktober 2016

CARA EFEKTIF MENDISIPLINKAN ANAK



Ayah Bunda, Ummi Abi begini cara jitu agar anak bisa tumbuh disiplin :


1.  Selalu beri penghargaan saat anak bersikap baik, beri tahu ia bahwa Anda senang saat ia        melakukan hal baik.
2. Beri peringatan sebelum menjatuhkan sanksi apabila anak melakukan pelanggaran atau kesalahan yang disengaja
3. Pastikan Ummi dan Abi menerapkan disiplin yang sama, agar anak tidak bingung.
4. Ingat bahwa anak selalu meniru orang terdekatnya yaitu orang tua. Jika Anda membuat         peraturan, pastikan Anda juga melaksanakannya, sehingga anak aman dan nyaman                 menduplikasi tingkah laku bersama dengan orang tuanya. 

UmmiAbi, AyahBunda

CARA MENGAJARKAN ANAK UNTUK RESPEK



Rutin lakukan empat hal ini untuk menumbuhkan rasa menghargai pada diri balita Anda.

1. Beri contoh lewat kegiatan Anda sehari-hari. Seperti selalu mengatakan "tolong" ketika menyuruh dia mengambil sesuatu dan mengucapkan "terima kasih" sesudahnya." Biasakan hal tersebut agar anak belajar begitulah cara yang baik dalam bertutur kata.

2. Hargai hal yang dilakukannya, misalnya ketika dia sedang bercerita, tunjukkan sikap menghargai dengan menatap mata anak lalu dengarkan ceritanya. Dengan begitu dia juga akan melakukan hal yang sama ketika Anda berbicara padanya. Hindari menyuruh anak diam dan bermain dengan mainannya ketika dia hendak berbagi cerita.

3. Berbeda itu indah. Hindari memarahi dia jika dia menginginkan hal yang berbeda dari Anda. Misalnya, Anda ingin jalan-jalan ke mall tapi anak lebih ingin ke taman bermain. Jangan memaksakan kehendak Anda, tapi siasati dengan "Nanti kita akan ke taman bermain setelah dari mall ya." Dan ingat untuk tepati janji Anda, jika tidak Anda akan dicap pembohong oleh anak. Selain itu kemampuan verbal anak juga akan dewasa seiring usianya, dia juga akan belajar menghargai pendapat orang lain dan berusaha melihat dari sisi positif.

4. Puji dengan alasan. Ketika anak mengucapkan kata "Tolong" saat meminta Anda mengambilkan makanan, jangan puji dengan kalimat, "good boy" atau "anak pintar", tapi pujilah dengan kalimat seperti "Terima kasih sudah mengucapkan kata "tolong" saat minta bantuan bunda". Hal itu menandakan apa yang dia lakukan mendapat feedback yang baik sehingga dia tak segan mengulang mengucap kata "tolong" pada kesempatan berikutnya.

AyahBunda

CARA MEMBANTU BALITA PINTAR BERTEMAN


Balita umur 2-3 tahun mulai tertarik untuk bergaul dengan teman sebaya. Keinginan tersebut diikuti juga dengan rasa malu-malu dan ragu karena ia sedang dalam tahap awal bersosialisasi. Tentunya ia butuh diberikan arahan trik berteman, bukan dipaksa berteman atau dicela ketika melakukan kesalahan.
Ajarkan trik berikut pada si kecil agar ia berhasil berteman :

1. Temani mencari teman
Sebagai langkah awal, Anda dapat menemani serta mengajaknya berjalan-jalan ke lingkungan dekat rumah, misalnya ke taman bermain di perumahan Anda. Biasanya, di sana ada banyak anak-anak sebayanya yang sedang bermain bersama. Tunjukkan kepada si kecil betapa menyenangkan bila memiliki sejumlah teman yang dapat ia ajak bermain bersama. Biarkan si kecil melihat dan mengamati anak-anak sebayanya bermain terlebih dahulu.

2. Ajak ke tempat anak-anak sebayanya berkumpul
Sekarang arena bermain anak-anak, bahkan khusus untuk anak usia balita banyak sekali. Anda bisa ajak si kecil datang ke sana. Ia bisa bertemu banyak anak di sana. Jangan lupa menemaninya dan memantau dari jauh ketika mencoba alat bermain. Momen ini bisa mengajarkan si kecil untuk antri dan menunggu giliran. Jika ia masih malu, Anda bisa bantu untuk menegur calon teman barunya terlebih dahulu, lalu biarkan si kecil untuk melanjutkannya.

3. Bantu ia merasa nyaman dengan dirinya
Biasakan untuk memberikan pujian terhadap anak setiap kali dia berhasil menunjukkan suatu pencapaian. Ini akan memupuk rasa percaya dirinya. Jika ia gagal melakukan sesuatu, katakan kepadanya, hal itu wajar. Bantulah ia untuk dapat melakukannya hingga berhasil. Rasa percaya diri merupakan salah satu modal si kecil merasa yakin dan bisa untuk bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, seperti menegur teman sebaya yang ada di dekatnya.

4. Undang dan buat perkumpulan anak 
Minta teman-teman Anda yang memiliki anak yang usianya sebaya atau tidak jauh dengan si kecil untuk main ke rumah. Hal ini bisa memudahkan proses belajar si kecil karena lingkungannya sudah akrab dengan dirinya. Jika ini sering dilakukan, si kecil akan terbiasa dan tahu bagaimana harus berteman. Terpenting, ciptakan suasana yang menyenangkan dan berikan waktu untuk mereka saling beradaptasi. Jangan dipaksa ya, Bunda.

5. Ceritakan tentang serunya berteman
Anak usia ini jelas belum bisa membayangkan bagaimana serunya memiliki teman. Anda bisa ceritakan lewat buku, film, atau bahkan dari cerita masa kecil Anda ketika berkenalan dan bermain bersama sahabat kecil. Jika memiliki banyak teman, ia bisa saling bertukar mainan dan mencoba banyak mainan. Kata 'bermain' dan 'alat bermain' bisa jadi kata ajaib untuk si kecil, karena dunianya adalah dunia bermain. Anak mana yang tidak senang jika mendapatkan mainan baru, kan?

6. Memaksa, big no no!
Mengajarkan berteman hari ini, si kecil bisa berhasil esok harinya. Hindari untuk berharap demikian, Bunda. Si kecil butuh proses. Ia butuh melihat, meniru, dan mencoba untuk menegur teman barunya. Dan bukan tidak mungkin pengalaman awal si kecil menjalin pertemanan akan diwarnai dengan tangisan dan amukan. Kuncinya, jangan memaksa si kecil. Lebih baik berikan pujian dan dukungan kalau ia pasti bisa melakukannya nanti.

Ayahbunda

Rabu, 28 September 2016

Teknik mengetik "shalallahu'alaihi wasallam" pada MsWords

Alhamdulillah, kini Muslimin pengguna Microsoft Words dapat berlega hati mengetik

sholawat nabi tanpa perlu disingkat menjadi “saw” dalam bahasa Arab atau “pbuh” dalam 

bahasa Inggris. Demikian kesan yang disampaikan para netizen asal Bandung di media 

sosial pada Senin (9/3/2015).





Arabic Typing






6 Langkah Ini Bisa Mengajari Anak Bersikap Jujur



"Berani Jujur Itu Hebat!"

Sebenarnya, kalimat ini mengherankan, karena salah satu standard karakter orang baik adalah jujur. Artinya, kejujuran itu mestinya ada pada setiap orang, dan merupakan akhlak yang standard. Tetapi, rupanya dunia telah sedemikian berubah, sehingga orang jujur sekarang memang langka adanya. Keculasan, tipu daya, kebohongan, siasat busuk, berkelit-kelindan dan melekat dan lama-lama naik tingkat menjadi adat.

Padahal, kejujuran adalah modal dasar kehidupan, dan sarana cemerlang menuju kejayaan akhirat. Di dunia, kejujuran kerap menjadi sarana kesuksesan seseorang. Tentu kita sering mendengar kisah, seseorang yang cemerlang secara karir, ternyata mengalami kegagalan fatal di tengah jalan gara-gara bersikap tak jujur. 

Mengajari bersikap jujur kepada anak itu gampang-gampang susah. Gampang, karena pada prinsipnya seorang anak itu memang sudah jujur dari sononya, alias selalu bersikap apa adanya. Nalurinya yang bening mendorongnya untuk melakukan itu. Sulit, karena konsep kejujuran dan kebohongan, adalah sesuatu yang sifatnya abstrak dan mungkin agak sulit dimengerti. 

Anak-anak usia 2-3 tahun misalnya, rata-rata mereka memang hidup di alam fantasi. Mereka sangat suka berimajinasi, dan imajinasi yang mereka bentuk itu, seolah-olah nyata terjadi. Maka, jangan heran jika suatu saat, anak Anda yang masih berusia 3 tahun misalnya, tiba-tiba datang kepada Anda, lalu dengan wajah serius bercerita, bahwa dia baru saja bertemu dengan SpongeBob. Menurut American Academy of Child and Adolescent Psychiatry, sampai mereka berusia 7 atau 8 tahun, anak-anak tidak mengerti bahwa berbohong itu upaya nyata untuk memperdaya seseorang.

Namun, kejujuran tentu harus tetap diajarkan, dan diupayakan melekat pada anak-anak kita. Dalam ajaran agama saya, ada sarana berpuasa, yang sangat tepat untuk melatih anak bersikap jujur. Ya, karena ibadah puasa ini memang sangat menekankan aspek kejujuran. Hanya Allah dan kita sendiri yang tahu kita benar-benar berpuasa, atau diam-diam menyelinap ke kulkas dan minum seteguk air di siang bolong.  Mengingat pentingnya bersikap jujur, tak ada salahnya jika kita menitiktekankan puasanya anak-anak kita sebagai latihan bersikap jujur. 

Bagaimana cara agar anak terbentuk untuk selalu bersifat jujur?
Berikut ini tips-tipsnya.

Pertama, berilah pengertian sebelumnya kepada anak kita, bahwa kejujuran itu adalah hal yang terpenting dalam hidup kita. Sebaliknya, terangkan juga apa bahaya ketidakjujuran bagi seseorang.

Kedua, terangkan konsep bahwa Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar. Misalnya saat berpuasa, kita bisa berkata begini, “Nak, Bunda nggak tahu kalau kamu diam-diam berbuka. Tetapi, Allah maha melihat apa yang kita kerjakan. Jangan takut kepada Bunda, tetapi takutlah kepada Allah.”

Ketiga, karena kejujuran itu penting, sebaiknya kita tak terlalu mempersoalkan hasil akhir, tetapi fokuslah pada proses. Misal, ketika anak kita memang tak kuat berpuasa, katakan kepadanya, “Nak, kalau memang kamu tidak kuat, berbuka saja pas adzan dhuhur.” Itu jauh lebih baik daripada Anda mengatakan, “Pokoknya, bagaimanapun caranya, Adek harus puasa sampai maghrib, Bunda ada hadiah besar jika Adek bisa,” padahal, mungkin Anda sendiri menyadari, bahwa anak Anda agak kesulitan untuk berpuasa penuh. Tindakan semacam itu, akan membuat si anak memiliki bersitan niat untuk berbohong. 

Ini sama dengan tindakan sebagian orang tua yang sangat berobsesi anaknya dapat prestasi tinggi di sekolahnya dan karenanya menekan anak untuk selalu mendapatkan nilai baik, serta memarahinya habis-habisan jika nilainya jeblok. Tindakan kita yang sangat berorientasi pada hasil akhir, akan mendorong anak untuk menggunakan berbagai cara, termasuk mencontek.

Keempat, jika Anda tahu bahwa anak Anda diam-diam berbohong, misal saat puasa dia berbuka, jangan langsung menghujaninya dengan pertanyaan yang mengarahkan anak kepada kebohongan kedua, seperti  “Adek tadi buka ya?”. Tapi, langsunglah peluk dia dan berkata semacam ini, “Adek, besok makan sahurnya yang banyak, biar adek bisa kuat. Trus, jangan terlalu banyak main bola, nanti gampang haus.” Atau, ketika Anda tahu bahwa dia memukul adiknya hingga menangis, tetapi dia tidak mau mengaku, tak usah didesak untuk mengaku. Tetapi dengan cara lembut, kita bisa merangkulnya, lalu berkata, "Kakak, mencintai adik itu sesuatu yang sangat mulia, lho. Sementara, memukulnya hingga menangis, tentu akan dicatat sebagai perbuatan tercela."

Kelima, pujilah kejujurannya meski untuk sesuatu yang tak sesuai harapan. Misal suatu ketika anak Anda berkata, “Bunda, maaf, kemarin aku nyontek saat ulangan.” Katakan padanya semacam ini, “Bunda senang Adek mau berterus-terang. Lain kali kalau Adek tak bisa mengerjakan ulangan, sebaiknya kerjakan sebisanya. Bunda memang senang jika Adek dapat nilai bagus, tetapi Bunda lebih senang jika Adek bersikap jujur” 

Keenam, jangan beri contoh ketidakjujuran kepada anak Anda. Misal, suatu saat Anda berpesan kepada anak Anda, “Nak, kalau ada telepon tanya dulu dari siapa. Kalau yang telpon Pak A dari perusahaan B, bilang Bunda sedang sibuk.” Jika Pak A dari perusahaan B itu memang mengganggu Anda, mengapa tidak Anda hadapi saja sendiri, lalu bicara secara baik-baik atau tegas jika diperlukan, jika telepon-teleponnya Anda rasa mengganggu Anda.

Sulit memang, membudayakan bersikap jujur kepada anak. Terlebih, budaya dusta banyak sekali menjejali kehidupan di masyarakat sekitar kita. Terkadang, seringkali kita juga secara tak sadar melakukan dusta-dusta ringan, yang akhirnya menjadi kebiasaan. Ingin anak kita jujur, ayo mulai dari diri kita!

Empat Keterampilan Abad 21, Sudahkah Kita Miliki 4C ini ? .....

4C 
Pernyataan menarik dari Ibu Sri Hidayati,  S.Si, M.Si, pembicara dari Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud RI Temanya sih, tentang Kurikulum 13. Tetapi, yang ingin saya sorot dari talkshow itu adalah  “Sudahkah buku Anda mengandung konten berupa ketrampilan yang wajib dimiliki di Abad 21?” Tanya Ibu Sri Hidayati yang malam itu terlihat cantik dengan kerudung pink-nya. “Itulah 4C.Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation. Inilah yang sesungguhnya ingin kita tuju dengan K-13, bukan sekadar transfer materi. Tetapi pembentukan 4C.”

Saya terhentak mendengar pernyataan beliau. 4C, sebenarnya kata ini tidak terlalu baru untuk saya. Di berbagai kesempatan, saya sudah mendengar beberapa pakar menjelaskan pentingnya penguasaan 4C sebagai sarana meraih kesuksesan, khususnya di Abad 21, abad di mana dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis. Tetapi, malam itu, saya seperti diingatkan kembali, betapa penguasaan 4C itu super-duper-penting. 4 C adalah  jenis softskill yang pada implementasi keseharian, jauuuh lebih bermanfaat ketimbang sekadar jadi jagoan dalam penguasaan hardskill.


Jadi, mari kita bahas sejenak di blog sederhana ini.

Communication
Komunikasi, adalah salah satu kunci sukses dalam hidup ini. Banyak sekali problem bermunculan, baik di level keluarga, masyarakat, lingkungan kerja, kehidupan bernegara, bahkan antarnegara, ternyata berawal dari miscommunication. Saya pernah juga mengalami problem ini ketika berinteraksi dengan kawan lewat sebuah aplikasi chatting. Akhirnya saya menyadari, bahwa komunikasi itu memiliki 2 dimensi, yaitu dimensi verbal alias isi atau konten, dan dimensi non verbal alias cara penyampaian. Chatting memang bisa menjadi sarana penyampaian verbal, tetapi tidak non verbal. Misal, kata “kamu menyebalkan!” jika disampaikan dengan gaya bergurau, plus mata kedip-kedip, pasti akan dianggap sekadar gurauan belaka oleh orang yang kita ajak berkomunikasi. Tetapi, jika kata itu kita sampaikan via media chatting, bisa jadi masalah serius.

Tentu komunikasi tidak sesederhana satu paragraph yang saya sampaikan tersebut. Komunikasi itu ilmu yang sangat luas, dan merupakan disiplin ilmu tersendiri. Hanya saja, di abad ini, belajar bagaimana berkomunikasi yang baik, ternyata menjadi sebuah kewajiban. So, buat kita semua yang selalu punya problem dengan hal ini, segeralah berbenah.

Collaborative
Collaborative artinya kemampuan berkolaborasi, alias bekerjasama, saling bersinergi, menyatukan potensi kita dengan potensi orang lain demi tujuan tertentu. Sayangnya, alih-alih mampu bersinergi, banyak di antara kita justru trauma bekerjasama dengan orang lain. Menurut Stephen Covey, perkembangan kedewasaan seseorang ternyata harus menempuh 3 periodesasi, yaitu dependency, independecy dan interdependency.


Saat kita masih lemah, kita biasanya bergantung kepada orang lain. Seiring dengan menguatnya kapasitas, kita menjadi mandiri. Apakah stop di sini? Ternyata tidak. Kita harus mampu ber-interdependency alias saling bergantung dengan orang lain dalam bentuk kolaborasi. Jadi, kolaborasi yang baik, akan terbangun dari sekumpulan orang mandiri yang menyadari bahwa mereka tidak akan mungkin hidup tanpa bersinergi. Kolaborasi akan bubrah jika yang bergabung masih belum memiliki level sama. Mungkin ada yang mandiri, ada yang masih bergantung dan sebagainya.

Critical Thinking and Problem Solving
Saya merasa sangat sedih ketika melihat ada orang tua yang meng-cut pikiran kritis anak dengan perkataan-perkataan yang cenderung “show of power”. Misal, “Diam, kamu ini ngeyel!” Atau, “Kalau dibilangi itu jangan membantah, Bapak ini lebih tahu dari kamu.”

Oke, jika maksud si ortu adalah ingin anaknya hormat kepada orang tua, tak perlu dengan kalimat skakmat semacam itu. Sebab, kalimat-kalimat semacam itu, apalagi ditambah dengan tekanan non verbal seperti mata melotot, tangan menggebrak meja dan sebagainya, justru akan mematikan daya “critical thinking” si bocah. Critical thinking adalah kemampuan untuk memahami sebuah masalah yang rumit, mengkoneksikan informasi satu dengan informasi lain, sehingga akhirnya muncul berbagai perspektif, dan ujung-ujungnya ketemulah sebuah solusi dari suatu permasalahan. Orang yang cerdas, sejatinya bukan yang nilainya selalu 100 atau A plus, tetapi yang mampu berpikir kritis dan menemukan solusi cerdas dari berbagai problem yang dia alami.

Creativity and Innovation
Kreativitas, menurut The Liang Gie didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam menciptakan penggabungan baru. Kreativitas akan sangat tergantung kepada pemikiran kreatif seseorang, yakni proses budi seseorang dalam menciptakan gagasan baru. Kreativitas yang bisa menghasilkan penemuan-penemuan baru (dan biasanya bernilai secara ekonomis) sering disebut sebagai inovasi.


Nah, 4C ini, disebut-sebut sebagai “jurus sakti” menaklukkan kompetisi abad 21, di mana di abad ini, pertarungan bukan lagi berorientasi pada aku menang dan kamu kalah, tetapi aku menang dan kamu menang. Kita unggul bersama-sama.

Nah, sudahkah kita memiliki 4C tersebut?

Solo, 18 September 2016

FB

Tweet GN

Live Trafic Feed ..

Flag Counter

Nasehat

Kita Mampu

CARA BUAT BLOG

Perjuangan anak agar bisa sekolah

Sedih sampai nagis tengok ni..

Dikirim oleh Puteri Tiara Elisha pada 15 Januari 2015

Perjuangan

Perlombaan ini Seru Banget Nih!

Dikirim oleh Videofb pada 4 April 2016