
Saat masih bayi, sangat wajar jika anak begitu tergantung pada ibunya. Maklum bayi belum bisa melakukan banyak hal. Tapi seiring usia bertambah, sudah seharusnya anak bertambah pula kemandiriannya sehingga tidak melulu bergantung pada orang lain.
Anak yang terbiasa tidak melakukan apa-apa sendiri, semuanya dilakukan orang tuanya, akan menjadi anak yang tidak mandiri. Ketidakmandirian otomatis berdampak pada masa depannya. Dampak tercepat terlihat saat anak usia sekolah dasar dan sekolah menengah.
1. ORANG TUA TIDAK PERCAYA PADA ANAK
Namanya juga anak-anak, tentu belum semahir orang dewasa dalam melakukan aneka kegiatan. Tapi sering kali orang tua begitu takut dan khawatir anaknya dalam bahaya sehingga aneka larangan selalu dikeluarkan.
Anak pun menjadi kurang dipercaya oleh orang tua. Ketimbang berteriak-teriak yang bikin anak ragu, sebaiknya orang tua membawa anak ke area yang relatif tidak berbahaya untuk anaknya belajar berjalan. Tapi pastikan anak selalu dalam pengawasan, sehingga bisa diarahkan tanpa membatasi upaya eksplorasinya.
2. MENYALAHKAN ANAK
“Salah kamu melipat selimutnya. Kalau gitu kan nggak rapi.” Kalimat seperti itu mungkin sering dilontarkan orang tua kepada anaknya. Menyalahkan anak untuk hal-hal yang remeh-temeh seperti itu bisa mematikan kreativitas dan kemandirian anak.
Padahal anak sudah berinisiatif membersihkan dan merapikan tempat tidurnya. Namun karena yang diterima bukan apresiasi namun kalimat yang justru membuat semangatnya drop, anak jadi enggan dan malas melakukan kegiatan semacam itu.
3. TIDAK DIMULAI DARI HAL YANG SIMPEL
Agar kegiatan melatih kemandirian anak berjalan dengan baik. Sebaiknya Anda ikut melakukannya bersama anak, di awal-awal mereka belajar. Misalnya dengan mengajak anak bersama-sama membereskan mainan. Beri tahu anak, mainan yang sudah selesai dimainkan harus dimasukkan ke tempatnya, misalnya ke dalam kardus. Informasikan kepada anak kardus mana yang jadi tempat mainan. Selanjutnya anak akan terbiasa untuk merapikan sendiri mainannya.
4. TIDAK SABAR
Sering kali orang tua tidak sabar dengan proses belajar yang harus dilewati anak. Karena ingin cepat, orang tua cenderung mengambil alih sesuatu yang seharusnya dilakukan anak. Sehingga anak tidak punya pilihan, tidak punya kesempatan untuk belajar dan kesempatan untuk mengambil keputusan.
5. ENGGAN MELATIH KEMANDIRIAN ANAK
Anak jadi penakut, harus selalu dekat dengan orang tuanya, dan cenderung tidak bisa melakukan aneka hal karena orang tua yang enggan melatih kemandirian anak.
Padahal anak-anak dengan jiwa petualangannya justru ingin mengeksplorasi tempat baru. Karena itu, sebaiknya saat anak diajak ke tempat baru baginya, misalnya mal, diceritakan lebih dahulu mal yang akan dikunjungi seperti apa. Mungkin orang tua bisa memperlihatkan foto tentang mal itu atau menggambarkan kondisinya.
6. MENDISIPLINKAN KETIKA MARAH
Jangan pernah mengambil keputusan ketika Anda marah karena ini paling sering terjadi kesalahan. Jadi, Anda tak harus berteriak pada anak atau mencoba mendisiplinkan anak saat Anda marah. Cara terbaik adalah menenangkan diri Anda dalam beberapa waktu agar Anda berpikir jernih.
7. MENGANCAM PALSU
Ancaman palsu bukan bentuk hukuman yang akan melatih anak. Contohnya saja, Anda mengatakan tak akan mengambil mainannya apabila anak Anda tak mau berhenti menangis. Padahal, Anda berniat melakukannya. Anak Anda akan belajar dengan cepat bahwa ancaman Anda palsu.
8. TAK MENGIKUTI APA YANG ANDA KATAKAN
Apabila Anda membuat aturan, Anda tak bisa melanggar aturan Anda sendiri. Apabila Anda mengatakan bahwa anak-anak Anda tak bisa menonton televisi setelah jam 22.00, pastikan Anda juga melakukannya.
9. TERLALU BANYAK BICARA
Jangan menguliahi anak terlalu banyak. Anak-anak benci dengan ceramah panjang tentang apa yang harus atau tidak dilakukan. Instruksi sederhana dengan cara yang baik akan jauh lebih efektif.
10. MEMBERITAHU KEBOHONGAN
Jangan bercerita tentang kebohongan hanya untuk menghemat waktu. Saat anak tumbuh besar ia akan berhenti mempercayai Anda.
11. MENDORONG ORANGTUA LAIN
Anda pasti pernah mendengar `Lakukan ini atau saya akan memberitahu ayah ketika ia pulang`. Jangan pernah membawa orangtua lain di depannya seakan-akan sebagai penjahat karena anak akan kehilangan rasa hormat kepada ANda.
12. PERBEDAAN POLA PENGASUHAN
Jangan biarkan perbedaan pola pengasuhan memengaruhi pendisiplinan anak. Apabila Anda mendisiplinkan anak, pasangan Anda tak boleh mengganggu dan Anda harus mengikuti aturan yang sama.
13. MENYUAP TERLALU BANYAK
Orangtua kerap memberikan imbalan kecil agar anaknya disiplin. Terkadang cara tersebut efektif tapi apabila Anda memberikan insentif yang mewah untuk segala sesuatu yang dilakukannya, ia tak akan melakukan apa-apa tanpa insentif.
14. MENUNDA RESPONS
Anak Anda memukul saudaranya dalam waktu yang lama dan Anda mengabaikan karena Anda sedang melakukan pekerjaan. Kemudian, Anda tiba-tiba bangun dan berteriak. Jenis respons yang tertunda itu tak konsisten. Anda harus mendisiplinkan anak segera ketika ia melakukan sesuatu yang salah.
15. MENCONTOH ORANGTUA ANDA
Apakah Anda membandingkan anak-anak sekarang dengan Anda sewaktu masih anak-anak? Apabila orangtua Anda memberikan jam malam hingga 20.00, itu tak berarti aturan sama pada anak-anak Anda. Anda perlu berbicara dengan orangtua lain di generasi ini daripada mengikuti cara orangtua Anda. By SayangiAnak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar