Hadirilah … Insya Allah Gema Nurani akan
mengadakan Sholat Gerhana Matahari ( Kusufusy Syam ) yang dilaksanakan pada :
Hari : Rabu, 09 Maret 2016
Waktu : 06.45-07.45
Khatib/Imam : Ust Hamzah Sat, Al hafidz
Tempat : Masjid Raya Ulul Al Baab, Gema Nurani
TERBUKA UNTUK UMUM
Gerhana Matahari Total (GMT)
akan terjadi pada 9 Maret mendatang. Indonesia menjadi satu-satunya negara yang
dapat menyaksikan fenomena langka ini.GMT akan melewati Sumatera, sisi selatan
Kalimantan, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.
Daerah yang akan dilalui GMT
kini bersiap menyambut persitiwa astronomi tersebut. Mulai dari aksi
bersih-bersih, sampai berbagai atraksi yang sudah disiapkan untuk menyambut
gerhana. Dalam Islam, gerhana bukan semata-mata fenomena alam dan kejadian
antariksa, namun, sarat dengan nuansa religius.
Bahkan, Rasulullah SAW memerintahkan umatnya agar melakukan amalan ini
ketika gerhana terjadi. Apa saja amalannya? Berikut ulasannya.
1. Perbanyaklah dzikir,
istighfar, takbir, sedekah dan bentuk ketaatan lainnya
Nabi Muhammad SAW pernah
bersabda terkait dengan peristiwa gerhana. Rasul menjelaskan bahwa tentang
banyak hikmah dibalik kejadian tersebut. Dalam hadis riwayat Bukhori-Muslim
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang
artinya:
“Sesungguhnya matahari dan
bulan adalah dua dari tanda-tanda kekuasaan Allah. Terjadinya gerhana matahari
atau bulan bukanlah karena kematian seseorang atau kehidupannya. Maka jika kamu
melihatnya, berdoalah kepada Allah, bertakbirlah kepada-Nya, bersedekahlah, dan
shalatlah.” (Bukhori-Muslim)
2. Mengerjakan shalat
gerhana secara berjama’ah di masjid
Amalan lain yang bisa
dilakukan saat terjadi gerhana adalah salat berjamaah di masjid. Rasulullah SAW
selalu melakukan hal demikian saat terjadi gerhana. Salah satu dalil yang
menunjukkan hal ini sebagaimana dalam hadits dari ’Aisyah bahwasanya Nabi
shallallahu ’alaihi wa sallam mengendari kendaraan di pagi hari lalu terjadilah
gerhana. Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam melewati kamar istrinya (yang
dekat dengan masjid), lalu beliau berdiri dan menunaikan shalat. (HR. Bukhari
no. 1050).
Ibnu Hajar mengatakan, ”Yang
sesuai dengan ajaran Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah mengerjakan
shalat gerhana di masjid. Seandainya tidak demikian, tentu shalat tersebut
lebih tepat dilaksanakan di tanah lapang agar nanti lebih mudah melihat
berakhirnya gerhana.” (Fathul Bari, 4: 10)
Namun, salat berjamaah di
masjid bukanlah syarat. Mereka yang tidak sempat ke masjid bisa melakukannya di
rumah. Karena Rasulullah SAW memerintahkan umatnya agar salat setiap melihat
gerhana.
“Jika kalian melihat gerhana
tersebut, maka shalatlah”. (HR. Bukhari no. 1043)
3. Wanita juga boleh shalat
gerhana bersama kaum pria di masjid
Ternyata kaum wanita juga
boleh ikut salat bersama dengan kaum pria saat terjadi gerhana. Dari Asma`
binti Abu Bakr, beliau berkata,
“Saya mendatangi Aisyah
radhiyallahu ‘anha -isteri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- ketika terjadi
gerhana matahari. Saat itu manusia tengah menegakkan shalat. Ketika Aisyah
turut berdiri untuk melakukan sholat, saya bertanya: “Kenapa orang-orang ini?”
Aisyah mengisyaratkan tangannya ke langit seraya berkata, “Subhanallah (Maha
Suci Allah)”. Saya bertanya: “Tanda (gerhana)?” Aisyah lalu memberikan isyarat
untuk mengatakan iya.” (HR. Bukhari no. 1053)
4. Menyeru jama’ah dengan
panggilan ’ash sholatu jaami’ah’ dan tidak ada adzan maupun iqomah
Saat terjadi gerhana, maka
muslim diisyaratkan untuk memanggil muslim yang lain agar menunaikan salat
gerhana. Namun berbeda dengan adzan biasanya, seruan salat gerhana hanya berlafadz Ash Shalatu. Jami’ah’ Dari ’Aisyah
radhiyallahu ’anha menuturkan bahwa pada masa Rasulullah pernah terjadi
gerhana.
“Beliau lalu mengutus
seseorang untuk memanggil jama’ah dengan: ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita
lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan
bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua
raka’at.” (HR. Muslim no. 901).
5. Berkhutbah setelah shalat
gerhana
Amalan selanjutnya yang bisa
dilakukan saat terjadi gerhana adalah berkhutbah setelah salat gerhana. Dari
Aisyah, beliau menuturkan bahwa setelah salat gerhana dan matahari mulai
tampak, maka Rasulullah SAW langsung berdiri dan berkhotbah di hadapan orang banyak,
beliau memuji dan menyanjung Allah, kemudian bersabda;
“Sesungguhnya matahari dan
bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak
terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal
tersebut maka berdo’alah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah shalat dan
bersedekahlah.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar